ads

Sabtu, 17 Juni 2017

Bangkit Dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah

GARIS keturunan Bani Utsmani bersambung pada kabilah Turkmaniyah yang mendiami Kurdistan, pada awal abad ke-7 H (abad ke-13 M). Mereka berprofesi sebagai penggembala. Akibat serangan orang-orang Mongolia di bawah pimpinan Jengis Khan ke Irak dan wilayah-wilayah Asia Kecil; Sulaiman, kakek dari Utsman melakukan hijrah tahun 617 H/1220 M untuk menyelamatkan diri. Bersama kabilahnya, dia meninggalkan Kurdistan menuju Anatolia dan menetap di Kota Akhlath. Sulaiman sendiri meninggal tahun 628 H/1230 M. Dia digantikan salah seorang puteranya bernama Urthughril yang terus bergerak sampai mencapai Barat Laut Anatolia. Bersamanya terdapat sekitar 100 kepala keluarga yang dikawal lebih dari 400 penunggang kuda. 

Tatkala Urthughril, ayah Utsman, melarikan diri bersama keluarganya yang berjumlah sekitar 100 keluarga menghindari serangan orang-orang Mongolia, tiba-tiba dia melihat dengan jelas sebuah keributan. Tatkala mendekati lokasi keributan itu, disana dia mendapati satu pertempuran sengit antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani. Ketika itu, pendulum kemenangan berada di pihak orang-orang Byzantium. Melihat kenyataan tersebut, hati Urtughril terdorong untuk menolong saudara-saudaranya kaum muslimin. Bantuan ini ternyata menyebabkan kemenangan di pihak kaum muslimin atas orang-orang Nasrani. 

Seusai pertempuran, komandan pasukan Saljuk memberi penghargaan atas sikap dan bantuan Urtughril bersama rombongan. Dia memberikan sebidang tanah di perbatasan Barat Anatolia, di dekat perbatasan Romawi. Selain itu, dia diberikan wewenang menaklukkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Romawi. Dengan demikian, pemerintahan Saljuk telah berhasil membentuk sekutu baru dalam berjihad melawan orang-orang Romawi. Persekutuan antara Saljuk dan negeri baru itu terjalin kuat, adanya satu musuh bersama (common enemy).

Aliansi itu terus terjalin kuat selama masa hidup Urtughril. Urtughril sendiri meninggal tahun 699 H/1299 M. Setelah meninggal dia digantikan oleh anaknya yang bernama Utsman. Dalam menjalankan roda pemerintahan, dia mengikuti kebijakan ayahnya dalam memperluas wilayah di negeri-negeri Romawi.

Pada tahun 656 H/1267 M, Utsman anak Urtughril lahir. Utsman inilah yang kemudian menjadi nisbat (ikon) kekuasaan Khilafiah Utsmaniyah. Tahun kelahirannya bersamaan dengan serbuan pasukan Mongolia di bawah pimpinan Hulaku yang menyerbu ibukota Khilafah Abbasiyah, Baghdad. Penyerbuan ini merupakan tragedi paling mengenaskan dalam sejarah kaum Muslimin.

Tentang kejamnya serbuan Hulaku itu, Ibnu Katsir menjelaskan, "Mereka datang menyerbu Baghdad, membunuh siapa saja yang bisa mereka bunuh baik laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua, orang jumpo, maupun remaja. Saking ketakutan, banyak orang yang bersembunyi beberapa hari di dalam sumur, di tempat-tempat binatang buas, tempat-tempat kotor, atau sama sekali tidak berani keluar rumah. Ada sebagian orang yang berusaha bersembunyi di dalam toko-toko, lalu mereka menutupkan pintu. Namun pasukan Mongol membuka pintu dengan paksa, baik dengan cara mendobrak atau membakar. Kemudian mereka memasuki toko-toko itu dan menyeret orang-orang di dalamnya ke atas atap-atap rumah, lalu dibunuh disana sehingga darah mengalir demikian derasnya. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Demikian pula orang-orang yang sembunyi di dalam mesjid, tempat-tempat pertemuan, semuanya dibunuh. Tak ada yang selamat kecuali mereka yang berasal dari kalangan Ahli Dzimmah, yaitu Yahudi orang-orang Nasrani dan orang-orang yang meminta perlindungan pada mereka.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFORMASI

Musrenbang RKPD 2020: Ini Daftar 9 Prioritas Pembangunan Jawa Barat

BANDUNG, BAPPEDA JABAR –  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rancangan ...