ads

Minggu, 28 Agustus 2016

Manajemen Kecerdasan

Sekali waktu, datang ke tempat praktik saya seorang lelaki 40-an tahun, yang bekerja sebagai eksekutif di sebuah perusahaan. Saya tidak mengenalnya sebagaimana ia juga tidak mengenal saya. Ia datang ke tempat praktik setelah membaca beberapa tulisan saya yang dimuat secara rutin setiap Sabtu di harian Manado Post. Kedatangannya, sebagaimana pengakuannya, hanya untuk berbincang-bincang beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. 

Ia orang Jawa tulen, terdidik, berpengalaman cukup luas dengan pergaulan yang luas. Perusahaan menempatkannya di Manado un-tuk memulai sebuah cabang baru. Sebagian besar karyawan perusahaan adalah orang lokal dengan jenis kelamin perempuan. Belum sebulan kantornya beraktivitas, ia telah mencium gelagat kurang me-nguntungkan dari pelayanan yang ditunjukkan kar-yawan. Maklum, perusahaan ini bekerja di sektor jasa yang membutuhkan keahlian tersendiri dalam melayani orang. Karyawannya tidak memiliki (menurut istilahnya) bakat dan talenta untuk bekerja di sektor jasa. Hampir semua anak buahnya tampak enggan memberikan pelayanan optimal bagi pelanggan. Mereka tampak bekerja setengah hati dan tidak serius.

Saya tidak tahu harus memberikan advis apa. Bukankah saya hanya seorang dokter yang hobi menulis dan sedikit pengetahuan soal otak? Namun, saya tetap diminta memberikan pendapat soal ini. Dengan optimistis, saya menawarinya untuk melakukan tes yang saya sebut "Tes Kompetensi Otak". Saya memodifikasi sedikit tes-tes yang dilakukan oleh Ned Herrmann, yang disebut The Herrmann Brain Dominance Instrument (HDBI). 

Tes ini sudah sangat terkenal di Amerika. Dengan pengetahuan terbatas, karena memang belum pernah melakukan tes ini, saya menyampaikan beberapa isian untuk karyawan. Antusiasme dari karyawan dan keseriusan dari sang eksekutif memaksa saya untuk lebih jauh mendalaminya. Singkat kata, hasil tes itu memberikan pengetahuan soal job distribution. Saya mengusulkan kepada sang eksekutif untuk melakukan perombakan kecil-kecilan dalam formasi kerja. Ia melakukannya dan alhamdulillah ada sedikit kemajuan yang bermakna.

Instrumen Ned Herrmann merupakan satu di antara banyak instrumen untuk penelitian dan pengembangan diri. Dengan riset puluhan tahun pada lebih dari 1.000 orang, Herrmann memformulasikan instrumen untuk menentukan kecenderungan otak seseorang. Seperti diketahui, dominansi otak orang per orang berbeda satu dengan lainnya. Anda dan saya memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi satu hal karena cara dan corak otak kita memang berbeda. Perhatikan Gambar 1 di bawah; bagaimana 4 orang wartawan dengan dominansi otak yang berbeda akan menanggapi sebuah kejadian.

Download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFORMASI

Musrenbang RKPD 2020: Ini Daftar 9 Prioritas Pembangunan Jawa Barat

BANDUNG, BAPPEDA JABAR –  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rancangan ...