ads

Sabtu, 08 Juli 2017

The Sacred Romance of King Sulaiman & Queen Sheba

Untaian kata-kata di dalam novel ini dirangkai sedemikian indah, dengan gaya kalimat yang biasanya dipakai di tulisan-tulisan berlatar negeri 1001 malam ini. Ditambah dengan penggambaran setting kerajaan kedua negeri yang kaya dan megah. Apalagi istana yang dibangun oleh para jin suruhan Nabi Sulaiman, begitu mempesona dan pasti membuat takjub orang yang melihatnya, bahkan dari kejauhan.Di kala itu, Ratu Sheba masih memimpin negeri Saba’eeya, dan Nabi Sulaiman (putra Nabi Daud, yang di kala itu menjadi raja negeri Ursyalim) sebagai Putra Raja yang nantinya akan menggantikan kedudukan sang ayah.

Kalo mengikuti perjalanan cinta Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis (panggilan kesayangan dari Nabi kepada Ratu Sheba, yang berarti : permaisuri yang cantik), pasti jadi terhanyut, trus jadi pengen rasanya dicintai sedemikian tulus dan indah. Seperti salah satu surat Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman berikut ini,

‘Dengan Nama Allah Yang Esa,

Surat ini hanya goresan tinta hitamku, saat datang sunyi, saat ku terkenang engkau begitu saja… entah kenapa…

Mungkin ada rahasia di antara kita, meski entah apa…

Sebab sejak kutinggalkan negerimu,

satu, dua, tiga… bilangan angka sibuk mengganti hariku yang suram.

Mungkin karena kau telah hadir di hatiku, dan membangun sebuah tugu harapan yang meminta kerelaanku untuk mengabdi.

Wahai Sulaiman! Dengarkanlah!

Kukatakan sekarang, baha aku, perempuan yang kau sebut sebagai Bilqis Ratu Saba’, menerima permintaanmu di aktu itu.

Datanglah ke negeriku…

Datanglah bukan sebagai janji, terpaksa, ataupun dengan membawa lamunan kelam yang tersedu lirih, seperti yang kulihat darimu kala melepas kepergianku.

Namun, datanglah sebagai pengantin lelakiku karena aku selalu ada menantimu.

Kukirim surat cinta ini walau tanpa alamat. Kutitipkan leat rindu burung merpati yang terbang tinggi ke negerimu. Semoga Allah menunjukkan jalan kepadanya sehingga surat ini dapat kaubaca sebagai kabar gembira, insya Allah.

Disini, di Saba’eeya, aku menanti….’

Kisah ini diceritakan oleh Lahela, penata rias sekaligus orang kepercayaan Ratu. Disini pun dipaparkan juga perjalanan hidup Lahela; suaminya -Harb dan putra-putrinya; dan beberapa tokoh-tokoh yang selama ini kurang kita kenal dalam kisah Nabi Sulaiman. Lahel (begitu panggilan Ratu kepadanya) pun mempunyai cerita sendiri dengan Harb yang harus ditinggalkannya demi membawa misi ke negeri Saba’eeya dan kemudian mengabdi kepada Ratunya.

--> Coming Soon <--


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFORMASI

Musrenbang RKPD 2020: Ini Daftar 9 Prioritas Pembangunan Jawa Barat

BANDUNG, BAPPEDA JABAR –  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rancangan ...