ads

Kamis, 28 Juni 2018

Dana Desa dalam Padat Karya Tunai

UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa lahir karena ketidakseimbangan pola pembangunan antara desa dan kota. Jika kita lihat data tentang stunting, pengangguran, setengah penganggur, dan tingkat kesenjangan pendapatan akan menyumbang angka kemiskinan yang tinggi di perdesaan.
Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa/Foto: Sumadi Arsyah
Data resmi dari BPS Maret 2017, warga miskin di desa 13,93% dan di kota 7,72%. Perbandingannya mendekati kisaran 2:1, yang artinya jumlah warga miskin di desa hampir dua kali lipat warga miskin di kota.

Untuk mengatasi kesenjangan ini pemerintah Jokowi menggulirkan program Dana Desa yang setiap tahunnya mengalami kenaikan signifikan kecuali pada 2018. Total dana desa yang sudah dikucurkan sejak 2015 sampai 2018 mencapai Rp 187,74 triliun. Kita bisa bayangkan jika uang ini dikelola tepat sasaran, tidak akan ada lagi gizi buruk, pengangguran, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan lainnya.

Pola pengelolaan yang dibangun dari penggunaan dana desa selama 3 tahun pertama porsinya lebih banyak pada pembangunan infrastruktur yang belum terkendali dengan semestinya, karena masyarakat desa kurang dilibatkan. Sehingga proses perencanaan pembangunan tidak tepat sasaran, dan rawan korupsi.

Belum lagi seorang kepala daerah yang tidak bersinergi dengan desa. Pembangunan infrastruktur di desa akan berarti apabila pembangunan jalan-jalan kabupaten dan provinsi terhubung dengan baik. Masih banyak kepala daerah abai terhadap desa, karena belum maksimum memberikan pembinaan dan pengawasan terkait pencapaian standar pelayanan minimal pembangunan dan pemberdayaan di desa.

Alih-alih untuk mengentaskan kemiskinan, justru dana desa bisa menjadi bencana apabila tidak paham cara pengelolaannya. Dasar pengelolaannya ini berdasarkan prioritas kebutuhan masyarakat desa itu dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada di desa. Tahapannya diawali dari musyawarah desa, penyusunan RKPDesa, sampai pada penetapan APBDesa yang disusun tepat waktu.

Selama 3 tahun pertama, target untuk mengentaskan kemiskinan di desa masih jauh dari harapan. Data Indeks Desa Membangun sebagai tolok ukur pembangunan di desa belum mengubah wajah desa. Jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal mencapai 60% dari total desa. Bahkan, di Papua mencapai 96% dari total desa. Artinya, kesenjangan masih menganga di Republik ini.

Padat Karya Tunai

Gerakan Saemaul Undong di Korea dapat dijadikan proyek percontohan pembangunan desa di Indonesia. Kesuksesan gerakan ini diindoktrinisasi secara vertikal dan horizontal. Vertikalnya, pemerintah mengucurkan dana sekaligus menempatkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa sebagai subjek. Horizontalnya, menggagas semangat menolong diri sendiri dan kerja sama.

Bangsa Indonesia dari zaman dahulu sudah memiliki modal awal pembangunan, yakni semangat gotong royong. Semangat ini akan terkikis habis bila tidak dipelihara, diajarkan, dan dilestarikan. Untuk mencapai konsesus nasional pembangunan, pemerintah sudah mengakuinya dalam kewenangan lokal berskala desa, dan kewenangan berdasarkan hak asal-usul. Kewenangan inilah sebagai aset desa untuk membangun dan memberdayakan masyarakatnya.

Program Padat Karya Tunai yang dimunculkan kembali dalam wajah baru pemerintahan Jokowi dapat menjawab permasalahan yang sedang dihadapi di desa. Ketentuannya, 30% dari seluruh kegiatan pembangunan dibayarkan untuk upah.

Sasaran dari program ini adalah keluarga yang mengalami gizi buruk, pengangguran, setengah pengangguran, warga miskin, petani, wanita dan laki-laki usia produktif yang tidak harus berpengalaman. Upah mereka dibayarkan setiap hari atau mingguan sesuai dengan standar harga di masing-masing daerah.

Manfaatnya meningkatkan produksi dan nilai tambah, perluasan kesempatan kerja sementara, penciptaan upah atau tambahan pendapatan, perluasan akses pelayanan dasar sekaligus mutunya, dan terbukanya desa terisolir.

Strateginya diawali dari persiapan pelaksanaan yang mencakup rencana kerja, data tenaga kerja lokal, identifikasi sumber daya lokal, dan pengadaan barang dan jasa. Tahapan selanjutnya pelaksanaan, pelaporan, dan pembinaan serta pengawasan.

Kelemahan yang terjadi di desa sering terjadi pada proses perencanaan. Pemerintah desa sering terlambat melengkapi dokumen RKPDesa dan APBDesa. Kebanyakan desa menyelesaikan proses pembuatan dokumen ini di tahun berjalan. Alhasil, pencairan pertama dana desa terjadi di pertengahan tahun. Tentu saja proses percepatan pembangunan di desa menjadi terlambat.

Cara mengatasinya cukup mudah. Pendamping desa diberikan akses kemudahan memfasilitasi pemerintah desa dalam percepatan pembuatan dokumen tersebut. Jangan sampai pembuatan dokumen-dokumen ini dipihakketigakan sehingga akan muncul tawar-menawar harga. Pendamping desa harus siap memfasilitasi proses pembuatannya.

Supaya Program Padat Karya Tunai berkelanjutan, pendamping desa haruslah independen. Pembinaan dan pengawasan pendamping desa jangan lagi di bawah pemerintah daerah, melainkan pemerintah pusat. Proses pengadaannya diserahkan pada panitia seleksi nasional. Pada tahapan akhir, pendamping desa menginduk pada komisi pendamping profesional yang berdiri sejajar dengan lembaga atau badan nasional.

Saat ini jumlah pendamping profesional dan pendamping teknis berkisar 227.629 yang tersebar di sembilan kementerian. Jika pendamping ini dipolitisasi, program percepatan pengentasan kemiskinan hanya menjadi mimpi di siang bolong.

Kesimpulan

Model intervensi Program Padat Karya Tunai cocok dilaksanakan pada wilayah pascabencana, rawan pangan, pascakonflik, desa tertinggal dan sangat tertinggal untuk mengurangi jumlah pengangguran dan masyarakat miskin sehingga produktivitas, pendapatan, dan daya beli masyarakat meningkat.

Jika model ini berhasil dilaksanakan, maka segitiga keseimbangan akan tercipta di desa. Keseimbangan ekonomi, keseimbangan sosial, dan keseimbangan lingkungan adalah ciri-ciri sebuah desa itu sudah maju dan mandiri. Jika sudah maju dan mandiri maka migrasi, urbanisasi, serta pengiriman TKI yang rawan dihukum mati niscaya tidak terjadi.(*)

Oleh Marudut H. Panjaitan pemerhati pendidikan, aktif di pemberdayaan masyarakat desa dan relawan Jokowi Centre.

(Sumber: Detik.com)

Sabtu, 23 Juni 2018

INFOGRAFIS Pilkada Serentak 2018

IDN Times - Rakyat Indonesia akan menyongsong pesta demokrasi pada tahun ini. Sebanyak 171 daerah dengan rincian 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten di Indonesia akan memilih pemimpinnya sendiri. 
Proses Pilkada sendiri sudah dimulai sejak pertengahan tahun lalu. Enam bulan yang tersisa akan diisi dengan berbagai kegiatan penting, seperti kampanye hingga pencoblosan.
Lalu sudah tahukah kamu tentang tahapan pesta demokrasi tersebut. Berikut tahapan-tahapan Pilkada Serentak 2018 yang wajib kamu ketahui. Catat ya!

Published On 03 January 2018
IDN Times Author Rudy Bastam

Infografis Struktur Organisasi Pemerintahan Desa


Gambar Diatas Merupakan Infografis Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sesuai Permendagri Nomor 84 Tahun 2015

Sumber : berdesa.com

Tugas Wewenang dan Kewajiban Panwaslu Desa

BERDESA.COM – Pemilihan Umum adalah salahsatu  agenda yang bakal selalu melibatkan seluruh warga negara maka otomastis juga warga desa. Maka, butuh petugas Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa untuk melancarkan agenda demokrasi nan penting ini. Tapi apa sajakah sebenarnya tugas dan wewenang Panwaslu, berikut ini penjelasannya:
  1. Mengawasi pelaksanaan tahap demi tahap penyelenggaraan Pemilu di kelurahan/desa. Tugas ini terdiri dari:
  • pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara, daftar hasil perbaikan dan daftar pemilih tetap
  • pelaksanaan kampante
  • pendistribusian logistik Pemilu
  • pelaksanaan pemungutan suara dan proses penghitungan suara di setiap TPS
  • pengumuman hasil penghitungan suara di setiap TPS
  • pengumuman penghitungan suara dari TPS dengan cara ditempelkan
  • pergerakan suara tabulasi, penghitungan suara dari tingkat TPS dan PPK
  • pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan dan Pemilu susulan
  1. Mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah kelurahan/desa
  2. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam UU ini di wilayah kelurahan/desa
  3. Mengawasi, memelihara dan merawat arsip berdasar jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
  4. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah desa





  5. Melasanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peratura perundang-undanganSementara itu wewenang Panwaslu Desa/kelurahan adalah:
    1. Menerima dan menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terjadap pelaksanaan peraturan perundangan yang mengatur mengenai Pamilu di desa
    2. Membantu meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait untuk mencegah dan penindakan pelanggaran Pemilu
    3. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
    Lalu, apasaja kewajiban Panwaslu Kelurahan/Desa. Ini dia jabarannya:
    1. Menjalankan tugas dan wewenangnya dengan adil
    2. MElakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas TPS
    3. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu Kecamatan sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodic
    4. Menyampaikan temuan dan laporan pada Panwaslu kecamatan mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PPS dan KPPS yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di wilayah kelurahan
    5. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan perundangan
    Demikianlah tugas, wewenang dan kewajiban yang harus dijalankan oleh Panwaslu desa/Kelurahan sesuai dengan UU RI No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum Pasal 108, 109 dan 110.(aryadji/berdesa) 

Pesan Menteri Desa Saat Lepas Ribuan Mahasiswa KKN UGM

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sanjojo menyampaikan sejumlah pesan di depan ribuan mahasiswa KKN UGM yang akan berangkat ke 34 provinsi, Sabtu (23/6/2017). Kehadiran Eko di lapangan Grha Sabha Pramana (GSP) UGM memang khusus untuk melepas keberangkatan mahasiswa KKN ke lokasi tujuan masing-masing.
Ia mengapresiasi UGM yang telah menerjunkan mahasiswa KKN ke seluruh provinsi di Indonesia sebagai wujud konsistensi dan komitmen perguruan tinggi itu dalam mendukung pembangunan bangsa sejak 1960-an.


Eko mengungkapkan Indonesia telah masuk menjadi negara dengan jajaran kekuatan ekonomi nomor 15 dunia dengan GDP lebih dari USD 3 triliun USD.Bahkan, negara ini diprediksi pada 2050 akan menempati posisi ke-4 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Terbukti, di tengah tekanan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen.
"Kalau ini bisa dipertahankan maka yang diprediksi akan menjadi kenyataan,” ujar Eko.
Meskipun demikian, ia tidak menampik bahwa saat ini masih ada desa miskin dan tertinggal. Padahal, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa diikuti pengurangan kemiskinan dan kesenjangan justru berpotensi menimbulkan gejolak sosial.

“Presiden Jokowi sadar akan hal ini dan melalui nawacita ke-3 membangun bangsa dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan," tutur Eko. Selama 3,5 tahun pemerintahan be jalan, sebanyak Rp 127,74 triliun dana desa telah dikucurkan.

Eko menilai salah satu kendala dalam pembangunan bangsa adalah minimnya sarjana yang mau membangun desa. Oleh karena itu, program mahasiswa KKN UGM dapat menjadi wahana generasi muda untuk berkiprah di desa, daerah, tertinggal, dan kawasan transmigrasi.

Ia berpendapat, mahasiswa yang terjun langsung ke desa dapat berpartisipasi dalam pembangunan desa, seperti, memberi ide, inovasi, dan gagasan dalam pengelolaan potensi desa.
Eko menuturkan banyak kesempatan besar di desa dan para mahasiswa KKN UGM bisa melihat kesempatan itu lalu menciptakan lapangan pekerjaan serta menginspirasi masyarakat desa.

Sebanyak 5.992 mahasiswa mengikuti Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masayarakat (KKN PPM) UGM periode antar semester 2018. Mereka berasal dari 18 Fakultas dan Sekolah Vokasi.
Kegiatan KKN-PPM UGM tahun 2018 mengambil tema UGM Bersinergi membangun Desa. Ada 16 tema utama, salah satunya Revitalisasi Kawasan Transmigrasi di Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, NTT, serta Sulawesi Tengah.

Para mahasiswa diterjukan ke 212 unit dan menjalankan program selama 2 bulan. Kegiatan operasional lapangan dilaksanakan mulai 3 Juni-10 Agustus 2018.
"KKN-PPM merupakan proses pembelajaran bagi mahaisswa D4, S1, dan profesi UGM yang dikembangkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil-hasil penelitian," ujar Panut Mulyono, Rektor UGM.

Ia mengatakan UGM mempunyai komitmen untuk mengabdi pada kepentingan rakyat. Sejak 1951, UGM telah mengerahkan mahasiswa ke luar Jawa sebagai guru yang mengajar di SLTA. Kegiatan bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) ini merupakan bentuk pertama KKN.
Panut menambahkan perubahan KKN menjadi KKN-PPM ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan menjadi pemberdayaan.


Kementerian Desa Dorong Mahasiswa dan Sarjana Masuk Desa

Yogyakarta, Gatra.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggandeng sekitar 100 kampus untuk bergabung di forum Perguruan Tinggi untuk Desa (pertides). Mahasiswa dan sarjana didorong membangun desa.


Menteri Desa Eko Putro Sandjojo mengatakan selain mampu mengembangkan berbagai peluang di desa, kehadiran sarjana di desa juga dapat  meningkatkan sumber daya di masyarakat.
Harapan itu disampaikan Menteri Eko saat melepas 5.992 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)  yang melaksanakan kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) di 212 desa, pada Sabtu (23/6).
“Desa tidak bisa berkembang pesat bukan karena faktor sumber daya alam atau uang. Namun karena angkatan kerja masih didominasi lulusan SD dan SMP,” jelasnya.
Kondisi ini berdampak  peningkatan ekonomi desa tidak optimal sehingga masih banyak desa miskin dan tertinggal. Eko menilai, kendala pembangunan desa dari segi pendidikan dan pengembangan SDM bisa diatasi jika banyak sarjana kembali ke desa.
Bukan hanya memberikan pelatihan dan pendampingan, para sarjana bisa menjadi wirausaha di desa yang bergerak di bidang pascapanen, wisata, dan distribusi barang berbasis e-commerce.
“Di desa para sarjana bisa memberi pelatihan, peningkatan keterampilan dan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.
Sebagai upaya mendorong sarjana kembali ke desa,Eko bilang Kemendes  sudah menggandeng 100-an perguruan tinggi yang tergabung dalam forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) untuk mengirim mahasiswa melaksanakan KKN di desa.
UGM tahun ini mengirim sekitar 10 ribu mahasiswa untuk KKN di desa. Setiap tahun anggota Pertides juga akan mengirim 75 ribu mahasiswa untuk program ini. 
Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya belajar teori namun langsung terjun ke desa untuk mengembangkan potensi desa bersama masyarakat.
Program mahasiswa masuk desa ini dapat menopang kebutuhan pendamping desa. 
Kebutuhan pendamping desa seiring dengan Alokasi Dana Desa (ADD) yang  tersalurkan Rp187 triliun sejak 2015. 
Saat ini sekitar 40 ribu pendamping desa dianggap kurang.
“Idealnya satu desa satu pendamping. Dengan  sarjana di desa, kendala ini bisa diatasi. Saat ini Pertides juga sedang menyiapkan akademi di desa,” lanjut Eko.
Dalam sambutannya, Rektor UGM Panut Mulyono menyatakan KKN-PPM periode antar semester 2018 mengambil tema ‘UGM Bersinergi Membangun Desa’.
“Selama dua bulan mereka akan bekerja di 212 desa di 107 kabupaten/kota di Indonesia. Pemilihan lokasi KKN-PPM ini berdasarkan hasil penelitian,” ujarnya.
Panut menambahkan kegiatan akademik yang bersifat wajib ini diharapkan mampu menumbuhkan empati dan kepedulian mahasiswa UGM di masyarakat.

Reporter : Arif Koes
Editor : Mukhlison 

Moeldoko Imbau Mahasiswa untuk Kembali ke Desa

Momentum KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi sebahagian mahasiswa di beberapa universitas akan menjadi momen paling bersejarah selama kuliah. Dalam hal ini, mahasiswa diperankan sebagai problem solver, motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam proses penyelesaian masalah dan  pembangunan/pengembangan masyarakat.


Melalui pembaruan konsep tersebut, kehadiran mahasiswa sebagai intelektual muda diharapkan mampu mengembangkan diri sebagai agen atau pemimpin perubahan yang secara cerdas dan tepat menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakatnya.

Pada dasarnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian nyata mahasiswa kepada masyarakat. Setelah mendapatkan materi perkuliahan yang senantiasanya dapat berguna didalam lingkungan masyarakat itu sendiri.

Dalam kegiatan pengabdiannya pada masyarakat, mahasiswa memberikan pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan agama untuk memberikan pengarahan agar dapat memecahkan masalah dan menanggulanginya secara tepat. Selain itu,pembenahan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja bagi mahasiswa tersebut.

Hal ini sangat didukung sepenuhnya oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko pada saat memberikan pembekalan kepada mahasiswa KKN tahun 2018 Universitas Andalas yang diikuti oleh 4.305 orang yang akan disebar ke 169 nagari atau istilahnya desa-desa tujuan KKN. Termasuk ke Makassar dan negara tetangga Malaysia 17 orang, Lampung 15 orang, Vietnam 22 orang.

Saat memberikan pemaparan, Moeldoko menjelaskan, petani dengan beragam produksinya sebenarnya berpotensi meningkatkan hasil pertaniannya jika mereka membentuk korporasi. Untuk membuka pikiran tersebut, peran mahasiswa menjadi penting. Ini lantaran mahasiswa adalah agen perubahan yang bisa membentuk pikiran. (infonawacita.com)

Hal ini bersempena ditengah-tengah revolusi industri 4.0 mahasiswa Indonesia diharapkan untuk kembali ke desa dalam memberdayakan pertanian modern. Sebagai mahasiswa saat KKN sangat perlu kreatif untuk memanfaatkan potensi desa sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk. Sesuai harapan Moeldoko dalam  memberikan pengarahan kepada mahasiswa UNAND tersebut.

Menurutnya, korporasi di desa, bisa dilakukan dengan menambah modal, teknologi, dan menjaring konsumen, sehingga dalam hal petani padi, petani bukan lagi jualan gabah, tapi jualan beras. Karena kalau ini bisa dijalankan maka harga yang diterima petani akan meningkat. Karena Moeldoko yang telah lama berkecimpung di dunia pertanian ini karena Moeldoko juga adalah Ketua Umum HKTI, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia.

Dengan semakin banyak anak muda yang dalam hal ini mahasiswa yang peduli kepada para petani dan masyarakat desa untuk kemajuan dengan pola pikir mahasiswa yang pastinya lebih baik untuk kemajuan pertanian.

Riyanto Rahman***
Sumber : Kompasiana.com
https://www.kompasiana.com/riyantoping

Waspada! Jejak Digital Kita Serupa Bom Ranjau

Jejak digital memang kejam, kata seorang warganet mengomentari tabiat seorang pesohor yang terciduk: dulu bilang A sekarang B. Atau janji-janji yang terserap ke ruang maya yang tak jua terlunaskan. Orang tidak perlu mengingat semuanya, cukup mengandalkan mesin pencari dan secepat kedipan mata, jejak-jejak itu sudah terlacak.



Kita kini ibarat sebutir debu kosmos di semesta raya digital yang terus berkelindan. Tidak ada tempat bersembunyi ketika kita sudah memilih jalan hidup milenial. Kita sudah terikat dan segala konsekuensi mesti ditanggung sendiri. Utamanya kepada figur publik yang lidahnya tidak bertulang, berhati-hatilah ketika di masa depan jejak digital Anda menjadi senjata makan tuan. Jejak digital akan laksana bom ranjau yang meledakkan penanamnya.

Definisi jejak digital (digital footprint), menurut Sandi S. Varnado, merupakan kumpulan jejak dari semua data digital, baik dokumen maupun akun digital. Jejak digital dapat tersedia baik bagi data digital yang disimpan di komputer maupun secara daring atau online.

Semakin ke sini, jejak digital akan semakin menjangkau tidak hanya seorang penting tapi juga para jelata yang sudah terhubung kepadanya yang melakukan rekam jejak secaraselfie atau swakelola. Kita telah mencatat sejarah kita sendiri dengan sangat lengkap dan tanpa tapisan.

Apa yang terjadi di laman Facebook, Twitter, Instagram dan semua jejaring sosial serta ruang baca berbasis web adalah sejarah bagi masa depan.

Zaman Milenial atau apa yang melampaui zaman ini di masa hadapan adalah tentang manusia yang membaca teks sejarah dengan sekali ketukan pada layar gadget atau tanpa benda padat apapun dengan sesuatu yang dipanggil: layar virtual.

Sejarah atau historia hari ini berarti catatan peristiwa yang diperoleh melalui penelitian dan studi tentang masa lalu dan bersifat faktual, sosiologis-antropologis terutama tentang raja - raja dan silsilahnya, kronologi kejadian - kejadian besar yang terbatas dan kadang bias, maka di masa depan ia adalah teks, suara, video, sketsa, grafis dan visualisasi imajiner yang mampu menjangkau semua elemen manusia, mulai dari menara gading sampai akar rumput.

Tertulis di laman tirto.id, manusia masa kini menghasilkan jejak digital jauh lebih besar dan terus menggelembung. Ini terjadi karena masifnya penggunaan gawai pintar.
Tahun 2017 diperkirakan ada 2,32 miliar pengguna gawai di seluruh dunia. Pada tahun ini diprediksi meningkat hingga 2,53 miliar.

Melalui telepon genggam hampir segala jejak digital bisa tercipta. Surel atau email yang dikirim dan diterima, pembaruan status di media sosial, jejak navigasi GPS, hingga foto dan video yang disimpan, semuanya menghasilkan jejak digital.

Dalam laman Techterm, jejak digital terbagi menjadi dua, dilihat dari cara bagaimana suatu kegiatan digital menghasilkan jejak. Ia adalah jejak digital pasif dan jejak digital aktif.

Jejak digital pasif merupakan jejak yang tidak sengaja ditinggalkan seperti rekaman linimasa Google Maps. Segala tujuan, rute, maupun titik-titik yang dikunjungi, terekam oleh Google Maps. Perekaman tujuan maupun rute dilakukan tanpa ada tindakan aktif si pemilik jejak digital.

Google Maps mampu merekam jejak terutama bagi segala gawai pintar yang memasang aplikasi tersebut dengan mengaktifkan fitur GPS.

Sayangnya, dalam laporan yang dirilis Quartz, Google dikatakan tetap mengumpulkan data lokasi meskipun fitur lokasi atau GPS dimatikan pemiliknya.

Sementara itu jejak digital aktif merupakan segala jejak digital yang tercipta atas peran aktif si pengguna. Ini misalnya termuat dalam segala unggahan atau pembaruan status di media sosial. Serta segala surel yang dikirim pemilik jejak digital. Dengan sadar mereka menciptakan jejak digitalnya sendiri.

Bom ranjau digital yang sudah kita tanamkan akan meledak terutama jika ada pihak-pihak tertentu yang menargetkan si pemilik jejak digital.
Gwenn Schurgin O'Keeffe dalam jurnalnya berjudul "The Impact of Social Media on Children, Adolescents, and Families" menyebut,  meskipun jejak digital memiliki risiko yang berbahaya, pemilik umumnya tak menyadari.

Ia mengatakan, ada anggapan "apa yang terjadi di ranah online, hanya ada di dunia itu" oleh para pemilik jejak digital. Kita bahkan dengan ramah membiarkan mereka mencuri semua data pribadi kita, ketika mengunduh sebuah aplikasi apa saja.

Lebih dari mozaik sejarah, kualitas dan moralitas seseorang dapat ditilik dari apa yang sudah mereka bagi. Keluh kesah, kegembiraan, caci maki, kepura-puraan, narsistis, nasihat atau kata-kata kotor yang pernah kita posting mencerminkan sebuah persona yang kita citrakan - jika tidak dihapus - akan tertanam selamanya serta dapat diakses siapa saja. Menjadi sejarah tentang kita. 

Para eksibisionis boleh insaf, namun jejak digital mereka yang tanpa busana dan adegan-adegan mesum yang terekam nyaris abadi dan menjadi koleksi pribadi siapa saja di bumi selain menjadi aib sepanjang zaman.

Pembicaraan dalam kelambu atau ruang privat segera masuk ke ruang publik ketika sepasang suami istri secara menggelikan berkelahi di sosmed untuk disaksikan siapa saja.
Keluar dari jejak digital individu, sampah-sampah digital berisi kebohongan yang dipaksakan sebagai realitas juga meninggalkan jejak-jejak berbahaya bagi generasi penerus.

Melihat satu fenomena dalam ilusi optik, seseorang yang terlanjur mempercayai kebohongan A yang kemudian tertanam di bawah sadar, akan menutup kemungkinan untuk kebenaran B atau bahkan menjadi penentang yang nyata.

Mari kita melihat para penabur sampah digital dalam perang urat syaraf kekinian. Di antara para penyanjung atau pembenci dan di antara jemari penuh dusta yang menebar hoaks kapanpun dan di manapun, tanpa memikirkan akibat buruk bagi sejarah masa depan, bagi anak cucu mereka sendiri.
Masa depan mungkin akan begitu kumuh, ketika sampah-sampah digital tidak segera dibersihkan mulai kini. Alih-alih dibersihkan, keberadaan tukang share yang tak tahu ujung pangkal tetapi begitu girang untuk membagi-bagikan sampah digital beracun kepada siapa saja, jumlah mereka bahkan semakin membiak seperti amuba dan akan terus dilahirkan. ***

Muhammad Natsir Tahar
Sumber : Kompasiana.com//23 Juni 2018
https://www.kompasiana.com/mntahar


Rabu, 20 Juni 2018

Kiat Sukses Membangun Badan Usaha Milik Desa

Sudah membentuk Bumdes tetapi masih kesulitan dalam menjalankannya? Ingin menjadikan Bumdes di desa menjadi Bumdes sukses seperti Bumdes yang lain? Kira-kira apa ya yang menyebabkan Bumdes belum bisa berkembang alias masih jalan di tempat?
Sudah membentuk Bumdes tetapi masih kesulitan dalam menjalankannya? Ingin menjadikan Bumdes di desa menjadi Bumdes sukses seperti Bumdes yang lain? Kira-kira apa ya yang menyebabkan Bumdes belum bisa berkembang alias masih jalan di tempat?
Masyarakat seringkali melupakan satu aspek penting dalam mengembangkan Bumdes. Aspek apakah itu? Ya, rupanya masyarakat sering mengabaikan aspek kelembagaan atau organisasi dalam menjalankan Bumdes. 

Pemilihan pengurus Bumdes yang tidak didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh calon pengurus tentunya akan mempengaruhi kinerja pengurus Bumdes ke depannya. Padahal kesuksesan Bumdes ada di tangan para pengurus Bumdes, khususnya pada pemimpinnya. Jadi, apa saja kriteria yang harus dimiliki oleh pengurus Bumdes?

Pertama yaitu memiliki jiwa kepemimpinan alias leadership. Ibarat sebuah kapal yang membutuhkan nahkoda, Bumdes pun juga memerlukan seorang ketua/direktur yang mampu mengarahkan Bumdes. Jangan sampai setelah Bumdes berdiri, pengurus tidak tahu kemana arah dan tujuan Bumdes ke depannya. 

Kedua yaitu memiliki visi sehingga dalam masa kepengurusannya pengurus Bumdes bisa merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan, apa saja target yang akan dicapai Bumdes dalam jangka waktu tertentu, dan bahkan mampu menciptakan sebuah inovasi untuk mengembangkan Bumdes. Selain memiliki kemampuan yang sifatnya individual, pengurus Bumdes juga harus memiliki semangat kerja tim (teamwork) yang tinggi. 

Meskipun memiliki kemampuan yang hebat, tetapi jika pengurus di dalam Bumdes hanya bekerja secara individu maka yang terjadi adalah ketidakselarasan antara pengurus yang satu dengan yang lain yang justru menyebabkan terhambatnya kinerja Bumdes.

Lalu bagaimana caranya agar BUMDes bisa berkembang?

Yang pertama yaitu pembenahan struktur organisasi Bumdes. Selayaknya sebuah perusahaan, Bumdes harus memiliki struktur yang jelas, termasuk di dalamnya pembagian wewenang dan tugas pengurus. Jangan sampai ada tumpang tindih antara pengurus yang satu dengan yang lain dengan begitu pekerjaan dapat diselesaikan dengan efisien dan efektif.

Kedua, peningkatan kualitas SDM. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju tentunya harus diikuti dengan peningkatan kualitas SDM, jangan sampai orang lain melihat Bumdes sebagai sebuah perusahaan yang “ndeso” hanya karena letaknya ada di desa. Peningkatan kualitas SDM ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan maupun bimbingan teknis yang diadakan oleh Pemerintah maupun swasta.

Ketiga, yaitu perbaikan sistem dalam organisasi Bumdes. Sistem yang dimaksud di sini adalah bagaimana cara agar pengurus Bumdes melakukan tugasnya dengan baik. Dalam sistem ini setidaknya harus ada 3 poin yang dilakukan oleh pengurus khususnya oleh pemimpin, yaitu meeting, monitoring, dan controlling. Meeting dilakukan untuk mengetahui kemajuan program kerja Bumdes, menentukan target, menganalisis masalah dan kendala yang sedang dihadapi, dan hal-hal lain yang perlu dibicarakan yang mempengaruhi kinerja Bumdes. Monitoring dilakukan untuk mengawasi kinerja Bumdes sehingga dalam pelaksanaannya pengurus, khususnya ketua/direktur, dapat melihat bagaimana kondisi di lapangan. Controlling dilakukan dengan mengontrol pekerjaan para pengurus agar sesuai dengan tugasnya sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan optimal.

Nah, kira-kira itu lah kiat sukses Bumdes yang sudah tim Bumdes.id sarikan dari berbagai pengalaman rekan-rekan di Bumdes yang telah sukses. Semoga bermanfaat! Salam Bumdes!

Jumat, 15 Juni 2018

Idul Fitri, Momentum Mempekokoh Kemandirian Desa

Sejak tadi malam umat muslim di seluruh Indonesia sudah mengumandangkan tahlil, tahmid dan takbir dengan penuh khidmat sebagai bertanda telah berakhirnya bulan suci ramadhan. Selamat datang bulan syawal, Idul Fitri.

Merayakan hari raya idul fitri di kampung halaman menjadi impian sekaligus harapan bagi kebanyakan muslim terutama bagi mereka yang merantau. Maka tak heran jika mudik idul fitri dijadikan moment kembali ke kampung untuk berkumpul bersama sanak keluarga, kerabat, teman dan orang-orang yang disayanginya.


Merayakan hari raya idul fitri di kampung halaman menjadi impian sekaligus harapan bagi kebanyakan muslim terutama bagi mereka yang merantau. Maka tak heran jika mudik idul fitri dijadikan moment kembali ke kampung untuk berkumpul bersama sanak keluarga, kerabat, teman dan orang-orang yang disayanginya. 

Idul fitri bagi perantau yang pulang ke kampung, sebagian dari mereka ada yang memanfaatkan sebagai moment untuk berbagi rezeki dan kasih sayang kepada yatim piatu dan warga miskin yang ada desa. 


Di Indonesia, mudik ke kampung halaman merupakan sebuah tradisi yang sudah hidup berpuluh-puluh tahun lamanya dan salah satu ciri khas masyarakat nusantara.

Hari raya idul fitri juga menjadi moment istimewa bagi warga desa untuk saling bersilaturrahmi dan maaf - maafan. Hal Ini tentu sangat baik untuk memupuk kesatuan dan persatuan sesama warga desa maupun antar warga desa lainnya dalam rangka memperkokoh kemandirian desa. 

Kepada seluruh pengunjung blog desa ini, kami mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah/2018 M. Taqaballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Minal Aizin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf dan salah.

Mudah-mudahan kita semua memperoleh kemenangan lahir batin setelah sebulan penuh berperang dengan segala hawa nafsu. Semoga kita dapat bertemu kembali dengan ramadhan tahun depan dan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah/2019 Masehi.

Rabu, 13 Juni 2018

Pedoman Umum Program Inovasi Desa 2018

Sehubungan dengan adanya perubahan substansi pada pengaturan terkait Pedoman Umum Program Inovasi Desa, perubahan lokasi, dan alokasi bantuan pemerintah sebagai lokus pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa pada Program Inovasi Desa, maka Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 83 Tahun 2017 tentang Penetapan Pedoman Umum Program Inovasi Desa perlu disesuaikan.

Peraturan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yakni Permendes Nomor 84 Tahun 2018 tentang Pedoman Umum Program Inovasi Desa
Dalam Peraturan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yakni Permendes Nomor 84 Tahun 2018 tentang Pedoman Umum Program Inovasi Desa. 

Ruang Lingkup Terbaru Pedoman Program Inovasi Desa (PID) meliputi:

1. Pelaksanaan Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa (PPID) melalui penyediaan Dana Bantuan Pemerintah, peningkatan kapasitas Penyedia Jasa Layanan Teknis (PJLT) kepada Desa, dan Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Desa. 

2. Penguatan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pendampingan Desa, sedangkan PID untuk meningkatkan kualitas penggunaan Dana Desa melalui berbagai kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang lebih inovatif dan peka terhadap kebutuhan masyarakat Desa.

3. Pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas pejabat di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terkait dengan visioning, decision making, manajemen, pengawasan, dan mitigasi risiko program. 

4. Penyediaan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas melalui penyediaan tenaga ahli untuk konsultan dan tenaga dukungan teknis dan kegiatan peningkatan kapasitas untuk mendorong inovasi dalam pembangunan dan pemberdayaan Desa dan peningkatan efektivitas pengelolaan program pendampingan Desa.

5. Pilot Inkubasi PID untuk memberikan dana stimulan dan technical assistant kepada Desa terpilih agar dapat mengembangkan produktivitas perekonomiannya.

Ruang Lingkup Pedoman Program Inovasi Desa (PID) ini sebagaimana tertuang dalam Permendes Nomor 48 Tahun 2018 tentang Pedoman Umum Program Inovasi Desa

Sabtu, 09 Juni 2018

Dewi Ular - Dendam Dukun Jalang

SELASA Kliwon merupakan hari yang memiliki nuansa keramat seperti Jumat Kliwon. Dalam perhitungan kuno leluhur kita, malam Selasa Kliwon disebut juga malam Anggoro Kasih. Konon, jika ada orang yang mati di malam Selasa Kliwon, maka jenazah yang baru dikuburkan itu harus ditunggui oleh sanak keluarga, selama 40 hari 40 malam.

"Mengapa harus dijaga, Kek?"

"Karena kain kafan atau tali pembungkus jenazah yang mati pada malam Anggoro Kasih itu dapat dijadi kan jimat untuk mencari kekayaan secara gaib. Malahan, lidah mayat atau bagian lainnya juga bisa dijadikan jimat untuk keperluan yang sama. Maka, banyak orang nekat yang bosan hidup melarat akan mengincar jenazah yang dikuburkan malam Selasa Kliwon. Mereka akan mencurinya dengan cara menggali kuburan itu dan merusak kesakralan kondisi jenazah tersebut."

"Masa sih, Kek?" gumamnya pelan antara percaya dan tidak. Namun bulu kuduk Ohans tetap saja bergidik merinding. Kakeknya mengangguk pendek, penuh keseriusan.

"Apakah zaman sekarang tahayul seperti itu masih di-percaya oleh masyarakat yang sudah serba modem ini, Kek?"

"Sekelompok masyarakat masih mempercayainya. Terutama bagi yang tinggal di pedesaan atau perkampung an pinggiran kota. Tapi bagi masyarakat kota sendiri, kepercayaan seperti itu nyaris tidak tercatat lagi dalam hidup mereka yang serba sibuk ini. N'amun, biar bagai-manapun jenazah putrinya pak dokter itu nanti malam tetap akan dijaga oleh orang upahannya. Entah untuk berapa lama dan berapa orang jumlah penjaganya, yang jelas pak dokter kita itu tidak ingin mayat putrinya dirusak oleh pencuri pemburu jimat yang berani nekat itu." 

"Hestina?" gumam Ohans saat tertegun membayangkan wajah gadis anak seorang dokter yang meninggal kemarin sore.

"Soalnya, sebulan yang lalu katanya di daerah Kampung Duku ada makam yang digali orang, dan kain kafan mayat dicuri oleh orang tersebut. Makanya pak dokter pun jaga-jaga supaya makam anaknya tidak dibegitukan oleh siapa pun," tutur sang kakek sambil me-rapikan tanaman hiasnya. Ohans masih diam merenu-ngi kata-kata itu.

Kepercayaan terhadap mistik semacam itu ternyata memang masih ada. Tak peduli tua maupun muda, mi-nat untuk mencoba kekuatan mistik tersebut bisa tum-buh dalam benak mereka ketika hidup mereka digencet habis-habisan oleh kemiskinan. Dengan dalih ingin mendapatkan kekayaan secara mudah, seseorang memang berani nekat melakukan tindakan yang mengan-dung bahaya besar.

Tentu saja yang berani merencanakan mencuri sesuatu dari dalam kubur adalah orang-orang yang memiliki ke beranian cukup besar, seperti halnya Parwan, bekas teman sekerja Ohans yang sama-sama di-PHK setahun yang lalu. Pemuda berkulit hitam manis dengan ketam-panan sedang dan perawakannya tak terlalu besar itu sudah berkali-kali mendengar cerita mistik tentang kain kafan mayat yang bisa dijadikan jimat. Bahkan lebih dari itu yang pemah didengar Darwan dari mulut or ang-orang tua di sekitar pergaulannya.

"Cerita mistik itu cuma dongeng kuno tanpa bukti apa- apa. Kamu jangan terpengaruh oleh dongeng-dongeng masa lalu, Wan," bujuk Ohans menyadarkan rencana Darwan.

"Bukti itu sudah ada, Hans. Sudah kulihat sendiri!"

"Di mana? Siapa...?! Bagaimana bukti itu, ceritakan!" 

"Bang Andry."

"Siapa itu Bang Andry?"

"Tetangganya pamanku. Bang Andry semula hidup da lam kemiskinan, kayak aku begini. N'ganggur bertahun tahun, dihina oleh istrinya sampai sang istri akhirnya kabur bersama pria lain yang ekonominya cukup kuat. Akhirnya pula, Bang Andry mencuri benda dari mayat yang matinya malam Selasa Kliwon. Benda itu dijadikan jimat, dan sekarang Bang Andry hidup serba kecukupan, ia tidak bekerja, tapi ia selalu punya uang banyak. Rumahnya ada dua, mobilnya tiga, wah.... kaya deh!" 

"Benda apa yang dicurinya dari kuburan itu?"

"Lidah mayat."

"Apa...?! Lidahnya mayat?!" Ohans menyeringai merin ding.

"Jimat lidah mayat itu sangat ampuh, menurut pengakuan Bang Andry kepada kakak sepupuku."

" Ap... apa keistimewaan dari jimat lidah mayat itu?"

"Setiap orang yang dimintai uang oleh Bang Andry pasti akan memberikannya sekalipun harus menguras isi dompetnya. Bahkan orang itu bisa stress dan menjadi gila kalau tidak bisa memenuhi permintaan Bang Andry. Bila perlu, ia akan membongkar semua uang tabungannya, meski sebenarnya ia belum pernah kenal de-ngan Bang Andry." 

"Hebat."

Download

Tarian Iblis

Tarida membuka kelopak matanya perlahan-lahan karena tidak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang menghitam pekat. Kelopak mata ia kerjap-kerjapkan. Lalu gerakan kelopak matanya ia hentikan. Ia memandang nyalang di sekitarnya. Sama saja gelap gulita. Tangannya lantas meraba-raba, lantas mengetahui bahwa ia rebah di tempat tidur besar dan empuk, hangat, pasti ia tidak sedang berbaring di kamar kostnya karena tempat tidurnya di sana adalah sebuah ranjang kecil dan sederhana. Juga bukan di kamar tidur yang ia tempati di rumah Maria karena tangannya sempat meraba kepala tempat tidur yang terbuat dari besi ukir, bukan kayu jati.

Tarida mengeliat bangun.

Sekujur tubuhnya terasa lemas, dan kepalanya sedikit pening. Ia terpakasa harus merebahkan diri kembali sambil berpikir-pikir dimana kiranya ia berada, mengapa suasana di sekitarnya selain gelap gulita juga hening. Teramat hening sebab yang terdengar oleh telinga Tarida hanyalah desahan nafasnya sendiri. Setelah mencubit pahanya keras-keras dan yakin ia tidak sedang bermimpi. Tarida berkonsentrasi untuk menyingkirkan pikiran yang kacau balau dan perasaan cemas yang diam-diam mulai mengerogoti.

Ia peras daya ingatannya, kemudian dirangkai dari awal.

Terbayang di pelupuk matanya sosok seorang laki-laki berpenampilan rapi dan sopan yang datang bertamu dengan cerita mengejutkan tentang Maria. Tarida dan Asep terbujuk untuk meninggalkan rumah Maria bersama laki-laki yang mengaku dokter itu. Dan dengan cara yang lihai telah mengelabui Asep agar keluar dari mobil sehingga hanya tinggal Tarida soorang yang ada di dalam mobil bersama tamu tidak dikenal itu.

Teringat pula Tarida bagaimana ia dibuat terkejut oleh apa yang kemudian terjadi selagi Asep berlari-lari masuk kembali ke rumah untuk mengambil pakaian Maria. Telinga Tarida menangkap bunyi dengigan halus, lalu sesuatu tampak muncul dari sandaran tempat duduk depan mobil. Lembaran kaca yang naik dengan cepat ke lelangit mobil dan seketika memisahkan kabin depan dengan kabin belakang. Bersamaan dengan itu tercium bau tajam yang menyengat hidung di kabin belakang. Mobil pun dijalankan perlahan-lahan keluar dari pintu gerbang, membelok memasuki jalan raya.

Saat itulah Tarida baru menaruh curiga.

"Hei, apa...!"

Kecurigaan yang sanyangnya sudah terlambat. Ia tiba-tiba merasa pusing, perut mual, dan pandangan matanya mulai nanar. Sadar bahwa dirinya diculik, Tarida bergerak ke depan pintu mobil untuk membukanya dan melompat ke luar selagi mobil itu masih dalam kecepatan lambat. Tetapi pintu mobil di sebelah kirinya terkunci tak dapat ia buka. Begitu pula pintu sebelah kanan yang ketika ditinggalkan oleh Asep, ia yakin tidak dalam keadaan terkunci. Tarida pun panik setelah menyadari mobil kecil dan sederhana itu ternyata dilengkapi peralatan canggih yang serba elektris.

Usaha terakhir yang dapat dilakukan Tarida adalah memukuli kaca jendela di sampingnya sambil berteriak-teriak minta tolong. Malang, tangan bahkan sekujur tubuhnya sudah keburu lemas. Suara yang keluar dari mulut Tarida pun tidak lebih dari sebuah erangan lemah. Ia lantas tak sadarkan diri. Satu hal yang terpikirkan olehnya sebelum jatuh pingsan adalah bahwa ia telah dibius.

Agaknya Tarida pingsan dalam posisi duduk menyandar di jok belakang dengan kepala miring ke salah satu jendela belakang mobil. Karena sewaktu pengaruh obat bius itu mulai menghilang dan Tarida pelan-pelan membuka kelopak mata, samar-samar terlihat olehnya sebuah rumah besar dan megah. Mobil kecil itu membelok ke halaman yang luas di depan rumah mentereng tersebut, dan langsung menuju sebuah garasi pintunya menganga terbuka. Di garasi besar itu, terlihat adanya sebuah mobil mewah. Dengan kelopak mata sengaja ia buat setengah terpicing. Tarida mengawasi sosok tubuh seorang laki-laki perlente yang berdiri menunggu di samping mobil mewah itu. Tarida segera mengenali kepala botak yang khas dari laki-laki itu. Sumadi, si pengacara!

Tarida nyaris melonjak kegirangan, jika tidak keburu ingat bahwa ia telah diculik. Sumadi terlihat, dan bukan mustahil justru si pengacara itulah dalangnya. Ketika mobil kecil yang membawanya berhenti di samping mobil mewah di dalam garasi. Tarida berusaha menguasai perasaan pening untuk memikirkan jalan meloloskan diri. Dengan berpura-pura tetap pingsan, diam-diam ia mendengarkan saat mesin mobil yang membawanya dimatikan. Pintu bagian depan dibuka, dan penculiknya tentulah sedang melangkah ke luar tanpa adanya suara yang menandakan pintu itu telah ditutup kembali. Berarti, sistim elektris di mobil itu tidak lagi dioperasikan.

Tarida mendengar pembicaraan pelan dan samar-samar. Ia tidak tahu apa yang dibicarakan, dan ia pun tidak perduli. Inilah saatnya untuk kabur mumpung ada kesempatan. Diam-diam Tarida menaikkan tombol kunci pintu mobil di sampingnya, lalu membuka pintu itu dengan hati-hati. Sambil berdo’a semoga ia cukup kuat untuk berlari melintasi halaman yang luas tadi, paling sedikit ia akan berteriak-teriak minta tolong dan berharap ada yang melihat dan mendengar suaranya.

Tarida yang malang.

Ia kurang memperhitungkan pengaruh obat bius di tubuhnya sehingga ketika ia meloncat ke luar dari pintu mobil, ia sedemikian pening dan lemah. Tak pelak lagi ia malah jatuh terhuyung. Seseorang tahu-tahu sudah menangkap tubuhnya dan lamat-lamat ia mendengar suara Sumadi menggeramkan perintah, “Pindahkan ia ke mobilku. Cepat!"

Tarida berusaha meronta.

Rontaan lemah.

Ia pun coba menjerit tetapi mulutnya di sekap. Dan ketika ia sudah dipindahkan ke mobil satunya lagi, sesuatu yang lain agaknya telah pula disekapkan ke mulut dan hidungnya. Saputangan dengan bau sengit yang sama. Obat pembius. Tarida pun jatuh pingsan untuk kedua kalinya.

Dan di sinilah dia sekarang.

Di sebuah tempat yang asing baginya. Sebuah ruangan yang gelap gulita, sendirian, dengan kesunyian yang terasa begitu menekan.

Tarian Iblis

3 Arsitek Jihad Modern

Buku ini kami persembahkan kepada Syaikh dan para ilmuwan Islam, yang merupakan sebaik-baik manusia pada zaman ini, seorang tokoh umat yang telah syahid namun masih tetap hidup, seorang yang memiliki akhlak mulia dan adab yang agung.

Kepada orang-orang yang telah menerima hati para hambanya yang ikhlas, seorang pemimpin yang mendapatkan kepercayaan para tokoh umat tanpa mencabut baiat walaupun orang-orang neo murjiah tidak menyukainya.

Kepada bapak dan pendidik para syuhada, pencetak para pahlawan dan inspirator bagi para ksatria, imam ahlus sunnah dan seluruh umatnya, baik dalam dakwah dan jihad, pemimpin mujahid Syaikh Abu Abdullah Usamah bin Ladin (semoga Allah menjaga dan melindunginya). Sambutlah ucapan penghormatan yang begitu besar dan agung ini, dan semoga Allah memanjangkan umurnya agar beliau dapat melihat daulah dan khilaf ah Islam berkibar tinggi diatas penjuru muka bumi ini, sebagaimana kabar gembira yang datang dari Rasul kita, Muhammad.

Kepada pemimpin daulah Islam Thaliban Mulia Muh-ammad Umar, tuan para mujahidin dan imam para muttaqin, pembela Islam yang menjadikan agama mulia, dengan menghidupkan syariat serta imam bagi ka-um yang zuhud, penolong sunnah dan pemberantas bid'ah yang telah meninggikan menara islam setinggi- tingginya di bumi jihad Afghanistan yang tercinta hing ga mampu berkuasa dengan agama Allah selama tujuh tahun.

Kepada pemimpin daulah Islam Irak Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi (semoga Allah menjaga dan melindunginya), pembela jihad dan pelestari syariat di bumi Irak agar daulah Islam tetap tegak didalamnya, negeri Dua Sungai sebagai menara, petunjuk dan lentera yang bersinar terang, yang melenyapkan kegelapan para penjajah dan orang-orang zhalim.

Kepada orang-orang yang telah mengibarkan bendera Islam dengan setinggi-tingginya dan menjadi bagian dari pasukan Allah serta pahlawan kebenaran para mujahidin. Kalian bagaikan pemegang bara api yang berdiri memerangi pasukan musuh di negeri Islam, yang menjadi benteng dalam menghalangi musuh dan palang pintu yang tangguh dalam menghadapi serang-an para penjajah di Afghanistan, Irak, Somalia, Palestina dan negeri-negeri Islam lainnya.

Sungguh, Allah telah menjaga kesatuan Islam ketika para musuh umat ini berdiri dihadapan para pahlawan dan pembebas serta pelindung negeri yang berjiwa perwira. Mereka itulah yang membantah para juru dak wah yang jahat dan para pemimpin kesesatan (Lembaga Keagamaan yang memuji para thaghut dan berkata dusta dengan kalimat tauhid dan tuntutan-tuntutan nya.

Kepada para pasukan yang tidak kami kenal dari kala-ngan para mujahidin, yang meninggikan bendera Islam dengan pedang yang tajam. Supaya dengan kesungguhan dalam mempersembahkan kehormatan mereka untuk Islam dalam berbagai macam bentuk jihad baik dengan pena, lisan, penjelasan dan berbagai seni Islam lainnya.

Kepada orang-orang yang telah menggoreskan tintanya dengan perkataan yang jujur dan menjadi gambar an yang mengungkapkan betapa hormatnya mereka terhadap agama ini, serta bersungguh-sungguh dalam meninggikan dan meneguhkannya dimuka bumi.

Kepada para aktivis Islam yang tidak kami kenal, yang dengan tekad dan keyakinannya dipenuhi perasaan untuk membela agama Alah. Rabb semesta alam serta Rasulullah.

Kepada para tawanan yang telah membayar mahal kemuliaan Islam dengan jiwar raga serta umur mereka, agar ujian yang mereka alami menjadi sempurna. Di jalan Allah-lah mereka merasakan nikmatnya perjuangan yang di dasari oleh kelapangan hati dan jiwa yang tenang dan ikhlas. Sungguh, sangat besar pengorbanan mereka, mereka telah tinggalkan keluarga dan handai taulan, meneguk air kesedihan dan kesabaran terhadap cobaan dan ujian. 

Kepada istri-istri para syuhada dan mujahidin yang tetap bersabar dan memegang bara api ujian, semoga kebahagiaan baginya di dunia dan akhirat.

Kepada para keluarga mujahidin, orang-orang yang mereka cintai dan jama'ah-jama'ah mereka yang penuh perasaan hormat untuk Islam, dengan hati yang selalu bergejolak, doa yang tak pemah terlupakan dan materi yang diinfakkan untuk tujuan jihad yang tinggi di setiap tempat.

Kepada mereka yang lalai dan bodoh dari generasi um-at ini dengan berbagai cekokan-cekokan para ulama (Lembaga Keagamaan), para cendekiawan dan politikus serta orang-orang yang telah dilenakan dengan sio gan-slogan serta tertipu dengan angan-angan. Yang mengira bahwa mereka telah berbuat kebaikan, telah berdiri bersama musuh-musuh Islam tanpa mereka sadari, dan mengaku dengan ketulusan hati mereka, bahwa mereka telah membela Islam dan mempersembahkan kehormatan yang begitu besar dengan tujuan baik, maka ambillah para musuh Islam sebagai kehancuran dan kehinaan, sungguh, mereka Itu telah menjadi teman kalian dan tempat yang tandus lagi keras tanahnya.

bencana dan kesengsaraan. Sungguh, Allah telah meng uji para pemeluk agama ini dengan hadirnya mereka. Seperti halnya iblis yang menyeret para walinya ke dalam neraka, namun selamatlah musuh mereka (kaum muslimin) dari api neraka karena mereka mencari dan mendapatkan petunjuk Allah.

Kepada orang-orang yang mencari kebenaran dan berjalan menuju kendaraan petunjuk dengan dakwah dan jihad.

Kepada para juru dakwah umat, dengan berbagai ma-cam bimbingan dan keahlian mereka dari para aktivis Islam yang penuh tekad dan keyakinan.

Kepada orang-orang yang mencari hakikat, yang berkhidmat untuk Islam tanpa menyembah patung-patung kepalsuan atau syubhat para ulama penguasa yang memberikan pelajaran agama.

Kepada orang-orang yang ingin beribadah kepada All-ah dengan dakwah dan jihad serta pemahaman yang benar dan penglihatan yang jelas serta tekad yang bulat.

download

Jumat, 08 Juni 2018

Arbit Manika : P3MD Sebagai Sekolah Pemberdayaan


Sumedang - Kamis (  07/06/2018 ), Koordinator TAPM P3MD Kabupaten Sumedang, mengundang sejumlah Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa di Kabupaten Sumedang untuk mengikuti kegiatan diskusi tentang pendampingan desa. Kegiatan yang dilaksanakan di Sekretariat TAPM P3MD Sumedang tersebut juga dihadiri oleh  tim TAPM lainnya, serta Operator Sekretariat P3MD Sumedang. 



Hadir dalam diskusi tersebut, selain melaksanakan agenda kunjungannya ke Sumedang juga bertindak sebagai narasumber yaitu bapak Arbit Manika dari Konsultan Pendamping Regional ( KPR ) III P3MD Kemendesa PDTT RI yang salah satunya membawahi Wilayah Provinsi Jawa Barat. 

Dalam Pemaparannya beliau memotivasi bahwa Menjadi Pendamping bukan hanya berbicara tentang pekerjaan dan soal cari makan saja, tetapi lebih dari itu menjadi pendamping desa adalah berbicara soal pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Menjadi Pendamping Desa harus disyukuri, dimanfaatkan sebaik mungkin dan dilaksanakan dengan tulus sebagai lahan pengabdian, sehingga dapat menjadi energi positip untuk melaksanakan tugas-tugas Pendampingan. Hal inilah yang harus dipahami oleh pendamping desa, paparnya’’.

Selain itu beliau  juga berbicara bahwa pendamping desa harus senantiasa mengembangkan dan meningkatkan Kapasitas, Dedikasi, Kesadaran, dan kekompakan team work dalam mengawal dan mendampingi Desa. Salah satunya dengan cara menjadikan P3MD sebagai Sekolah Pemberdayaan, artinya disini adalah P3MD dapat menjadi alternatif ruang belajar bagi Pendamping  untuk mengembangkan dan meningkatkan aspek Intelektual, Skill, Manajerial, Kepemimpinan dan Atitude. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan cara menggelar pelatihan-pelatihan mandiri, melaksanakan kajian-kajian, membangun tradisi kritis dan evaluasi, membangun dan memperkuat jaringan kemitraan, serta terjun langsung belajar memahami dinamika yang berkembang di masyarakat. Sehingga diharapkan P3MD dapat melahirkan Pemberdaya yang mempunyai kesadaran untuk melakukan perubahan, dan lebih jauhnya dapat melahirkan kader-kader pemimpin masa depan, terangnya ”. 



Disela-sela pembicaraannya beliau juga mengaharapkan Tim TAPM dapat secara intensip memfasilitasi kegiatan-kegiatan Peningkatan Kapasitas bagi Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa tersebut, serta dapat memperkuat jaringan kemitraan strategis di daerah, Pungkasnya”. ( Asj )  


Artikel ini disarikan dari Video Dokumenter Pribadi “ Diskusi tentang Pendampingan Desa yang dilaksanakan di Sekretariat TAPM P3MD Kabupaten Sumedang (07/06/2018)”

Oleh : Asep Jazuli        
Pendamping Lokal Desa Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.


Minggu, 03 Juni 2018

Banyak Cara untuk Memperkuat Permodalan BUMDes

Badan Usaha Milik Desa bukanlah lembaga ekonomi baru yang beroperasi di pedesaan. Karena keberadaannya yang sangat sentral dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan ekonomi masyarakat desa. Maka berbagai strategi dan kebijakan dilahirkan untuk memperkuat keberadaan BUMDes.


Badan Usaha Milik Desa bukanlah lembaga ekonomi baru yang beroperasi di pedesaan. Karena keberadaannya yang sangat sentral dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan ekonomi masyarakat desa. Maka berbagai strategi dan kebijakan dilahirkan untuk memperkuat keberadaan BUMDes.

Berdasarkan data kementerian jumlah BUMDes saat ini sudah mencapai 32.249 unit dari 74.957 jumlah Desa di Indonesia. Pengembangan dan penguatan BUMDes merupakan salah satu dari empat prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi selain Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Embung Air Desa, dan Sarana Olahraga Desa.

Berdasarkan telusuran informasi, Kementerian Desa akan memfasilitasi BUMDes - BUMDes yang sudah aktif dan berjalan dengan memberikan bantuan uang sebagai penambah modal usaha. Jumlah bantuan permodalan yang akan diberikan sekitar Rp50 juta per BUMDes.

Adapun persyaratan penerimaan bantuan permodalan, minimal BUMDes telah ditetapkan dengan Peraturan Desa (Perdes) dan memiliki unit usaha yang sudah aktif atau berjalan, memiliki rekening dan NPWP atas nama Badan Usaha Milik Desa.

Dalam rangka mendapatkan permodalan dari pemerintah, BUMDes juga harus mengajukan proposal usulan bantuan permodalan. Adapun mekanisme pengajuan proposal bisanya diatur dalam Juknis Bantuan BUMDes.

Banyak Cara untuk Mendapatkan Permodalan BUMDes

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2015  tentang Perubahan Atas PP Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Dalam Pasal 135 (PP 47) disebutkan bahwa modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa (Anggaran Pendapatan Belanja Desa). Modal BUMDesa terdiri atas penyertaan modal desa dan penyertaan modal dari masyarakat desa.

Kekayaan BUMDes yang bersumber dari penyertaan modal desa merupakan kekayaan desa yang dipisahkan. Selanjutnya, Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan bantuan kepada BUMDesa yang disalurkan melalui APBDes.

Mendapatkan bantuan dari pemerintah merupakan salah satu cara dari banyak cara dalam rangka memperkuat permodalan BUMDes. Dan cara yang paling kreatif dan inovatif yaitu melalui usaha BUMDes itu sendiri. Semoga bermanfaat...

INFORMASI

Musrenbang RKPD 2020: Ini Daftar 9 Prioritas Pembangunan Jawa Barat

BANDUNG, BAPPEDA JABAR –  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rancangan ...