ads

Sabtu, 23 Juni 2018

Moeldoko Imbau Mahasiswa untuk Kembali ke Desa

Momentum KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi sebahagian mahasiswa di beberapa universitas akan menjadi momen paling bersejarah selama kuliah. Dalam hal ini, mahasiswa diperankan sebagai problem solver, motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam proses penyelesaian masalah dan  pembangunan/pengembangan masyarakat.


Melalui pembaruan konsep tersebut, kehadiran mahasiswa sebagai intelektual muda diharapkan mampu mengembangkan diri sebagai agen atau pemimpin perubahan yang secara cerdas dan tepat menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakatnya.

Pada dasarnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian nyata mahasiswa kepada masyarakat. Setelah mendapatkan materi perkuliahan yang senantiasanya dapat berguna didalam lingkungan masyarakat itu sendiri.

Dalam kegiatan pengabdiannya pada masyarakat, mahasiswa memberikan pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan agama untuk memberikan pengarahan agar dapat memecahkan masalah dan menanggulanginya secara tepat. Selain itu,pembenahan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja bagi mahasiswa tersebut.

Hal ini sangat didukung sepenuhnya oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko pada saat memberikan pembekalan kepada mahasiswa KKN tahun 2018 Universitas Andalas yang diikuti oleh 4.305 orang yang akan disebar ke 169 nagari atau istilahnya desa-desa tujuan KKN. Termasuk ke Makassar dan negara tetangga Malaysia 17 orang, Lampung 15 orang, Vietnam 22 orang.

Saat memberikan pemaparan, Moeldoko menjelaskan, petani dengan beragam produksinya sebenarnya berpotensi meningkatkan hasil pertaniannya jika mereka membentuk korporasi. Untuk membuka pikiran tersebut, peran mahasiswa menjadi penting. Ini lantaran mahasiswa adalah agen perubahan yang bisa membentuk pikiran. (infonawacita.com)

Hal ini bersempena ditengah-tengah revolusi industri 4.0 mahasiswa Indonesia diharapkan untuk kembali ke desa dalam memberdayakan pertanian modern. Sebagai mahasiswa saat KKN sangat perlu kreatif untuk memanfaatkan potensi desa sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk. Sesuai harapan Moeldoko dalam  memberikan pengarahan kepada mahasiswa UNAND tersebut.

Menurutnya, korporasi di desa, bisa dilakukan dengan menambah modal, teknologi, dan menjaring konsumen, sehingga dalam hal petani padi, petani bukan lagi jualan gabah, tapi jualan beras. Karena kalau ini bisa dijalankan maka harga yang diterima petani akan meningkat. Karena Moeldoko yang telah lama berkecimpung di dunia pertanian ini karena Moeldoko juga adalah Ketua Umum HKTI, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia.

Dengan semakin banyak anak muda yang dalam hal ini mahasiswa yang peduli kepada para petani dan masyarakat desa untuk kemajuan dengan pola pikir mahasiswa yang pastinya lebih baik untuk kemajuan pertanian.

Riyanto Rahman***
Sumber : Kompasiana.com
https://www.kompasiana.com/riyantoping

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFORMASI

Musrenbang RKPD 2020: Ini Daftar 9 Prioritas Pembangunan Jawa Barat

BANDUNG, BAPPEDA JABAR –  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rancangan ...