ads

Sabtu, 23 Juni 2018

Kementerian Desa Dorong Mahasiswa dan Sarjana Masuk Desa

Yogyakarta, Gatra.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggandeng sekitar 100 kampus untuk bergabung di forum Perguruan Tinggi untuk Desa (pertides). Mahasiswa dan sarjana didorong membangun desa.


Menteri Desa Eko Putro Sandjojo mengatakan selain mampu mengembangkan berbagai peluang di desa, kehadiran sarjana di desa juga dapat  meningkatkan sumber daya di masyarakat.
Harapan itu disampaikan Menteri Eko saat melepas 5.992 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)  yang melaksanakan kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) di 212 desa, pada Sabtu (23/6).
“Desa tidak bisa berkembang pesat bukan karena faktor sumber daya alam atau uang. Namun karena angkatan kerja masih didominasi lulusan SD dan SMP,” jelasnya.
Kondisi ini berdampak  peningkatan ekonomi desa tidak optimal sehingga masih banyak desa miskin dan tertinggal. Eko menilai, kendala pembangunan desa dari segi pendidikan dan pengembangan SDM bisa diatasi jika banyak sarjana kembali ke desa.
Bukan hanya memberikan pelatihan dan pendampingan, para sarjana bisa menjadi wirausaha di desa yang bergerak di bidang pascapanen, wisata, dan distribusi barang berbasis e-commerce.
“Di desa para sarjana bisa memberi pelatihan, peningkatan keterampilan dan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.
Sebagai upaya mendorong sarjana kembali ke desa,Eko bilang Kemendes  sudah menggandeng 100-an perguruan tinggi yang tergabung dalam forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) untuk mengirim mahasiswa melaksanakan KKN di desa.
UGM tahun ini mengirim sekitar 10 ribu mahasiswa untuk KKN di desa. Setiap tahun anggota Pertides juga akan mengirim 75 ribu mahasiswa untuk program ini. 
Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya belajar teori namun langsung terjun ke desa untuk mengembangkan potensi desa bersama masyarakat.
Program mahasiswa masuk desa ini dapat menopang kebutuhan pendamping desa. 
Kebutuhan pendamping desa seiring dengan Alokasi Dana Desa (ADD) yang  tersalurkan Rp187 triliun sejak 2015. 
Saat ini sekitar 40 ribu pendamping desa dianggap kurang.
“Idealnya satu desa satu pendamping. Dengan  sarjana di desa, kendala ini bisa diatasi. Saat ini Pertides juga sedang menyiapkan akademi di desa,” lanjut Eko.
Dalam sambutannya, Rektor UGM Panut Mulyono menyatakan KKN-PPM periode antar semester 2018 mengambil tema ‘UGM Bersinergi Membangun Desa’.
“Selama dua bulan mereka akan bekerja di 212 desa di 107 kabupaten/kota di Indonesia. Pemilihan lokasi KKN-PPM ini berdasarkan hasil penelitian,” ujarnya.
Panut menambahkan kegiatan akademik yang bersifat wajib ini diharapkan mampu menumbuhkan empati dan kepedulian mahasiswa UGM di masyarakat.

Reporter : Arif Koes
Editor : Mukhlison 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFORMASI

Musrenbang RKPD 2020: Ini Daftar 9 Prioritas Pembangunan Jawa Barat

BANDUNG, BAPPEDA JABAR –  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rancangan ...